ANGINA PEKTORIS
I. PENDAHULUAN
A. Definisi
Angina pektoris adalah
suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau
perasaan tertekan di dada depan (Smeltzer & Bare, 2001).
Angina pektoris adalah
nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respons terhadap
suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium dibandingkan kebutuhan
mereka akan oksigen (Corwin, 2000).
B.
Etiologi
Penyebabnya adalah insufisiensi atau berkurangnya aliran
darah koroner. Biasanya diakibatkan oleh penyakit jantung aterosklerotik dan
hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama (Smeltzer &
Bare, 2001).
Faktor yang mempengaruhi nyeri angina (Baughman &
Hackley, 2000) adalah :
1.
Latihan
fisik
Dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan
oksigen jantung
2.
Pemajanan
terhadap dingin
Dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan peningkatan
tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen
3.
Makan
terlalu banyak
Akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesenterik u/
pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah u/ suplai jantung
4.
Stres
atau setiap stimulasi yang menimbulkan dampak emosional yang meningkatkan beban
kerja miokardial.
Menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan
adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung
juga meningkat
Tipe Angina
1. Angina Nonstabil (Angina Prainfark; Angina Kresendo)
Frekuensi,
intensitas & durasi serangan angina meningkat secara progresif
2. Angina Stabil Kronis
Dapat
diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan hilang dengan istirahat
3. Angina Nokturnal
Nyeri
terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur; dapat dikurangi dengan duduk
tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri
4. Angina Dekubitus
Angina
saat berbaring
5. Angina Refrakter atau Intraktabel
Angina
yang sangat berat sampai tidak tertahan
6. Angina Prinzmetal (Varian: istirahat)
Nyeri
angina yang bersifat spontan disertai elevasi segmen-ST pada EKG. Diduga
disebabkan oleh spasme arteri koroner, berhubungan dengan risiko tinggi
terjadinya infark
7. Iskemia Tersamar
Terdapat
bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stres) tetapi pasien tidak menunjukkan
gejala..dst. Selengkapnya Download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar