ILEUS
PARALITIK
Gerakan peristaltik merupakan suatu
aktivitas otot polos usus yang terkoordinasi dengan baik, dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti keadaan otot polos usus, hormon-hormon intestinal,
sistem saraf simpatik dan parasimpatik, keseimbangan elektrolit, dan
sebagainya.
Ileus paralitik hampir selalu dijumpai
pada pasien pasca operasi abdomen. Keadaan ini biasanya hanya berlangsung
antara 24-72 jam. Beratnya ileus paralitik pasca operasi bergantung pada
lamanya operasi/ narkosis, seringnya manipulasi usus dan lamanya usus berkontak
dengan udara luar. Pencemaran peritoneum oleh asam lambung, isi kolon, enzim
pankreas, darah, dan urin akan menimbulkan paralisis usus. Kelainan
retroperineal seperti hematoma retroperineal, terlebih lagi bila disertai
fraktur vertebra sering menimbulkan ileus paralitik yang berat. Demikian pula
kelainan pada rongga dada seperti pneumonia paru bagian bawah, empisema, dan
infark miokard dapat disertai paralisis usus. Gangguan elektrolit terutama
hipokalemia merupakan penyebab yang cukup sering.
Penyakit / keadaan yang menimbulkan
ileus paralitik dapat diklasifikasikan seperti yang tercantum di bawah ini
Pengertian.
Ileus paralitik merupakan suatu
keadaan terhentinya peristaltic, sedangkan aliran isi dan saluran intestinal
dalam keadaan normal.
Ileus paralitik atau adynamic ileus
adalah keadaan dimana usus gagal / tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik
usus untuk menyalurkan isinya. Ileus paralitik ini bukan suatu penyakit primer
usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang
berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi
kontraksi otot polos usus.
Etiologi.
Adapun penyebab ileus
paralitik antara lain:
a.
Manipulasi teradap organ-organ selama proses
pembedahan
b.
Peritonitis
c.
Nyeri yang berasal dari thorakolumbal,
seperti fraktur tulang iga atau tulang spinal, infark myokard, pneumonia,
pyelonefritis, batu empedu atau batu ureter dan perdarahan retroperineal.
d.
Sepsis
e.
Hypokalamia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar