Sabtu, 15 Oktober 2011

AKU dan NEGRIKU

AKU dan NEGRIKU
Sebuah kenyataan bahwa inilah hidup
Kadang suka kadang duka
Dalam suka terselip duka
Dan dalam duka tersirat bahagia
Tapi hidup bukan untuk disesali
Walaupun terkadang tak seindah yang kita bayangkan
Jika ada senyum manis para pejabat
Ada pula tangisan di hati kecil rakyat
Ketika busung lapar meraja lela dari hulu hingga ke hilir
Saat itu pula korupsi oleh petinggi negara sedang buming
Kadang hati ini berontak
Kadang jiwa bergejolak
Kadang raga ingin beranjak
Untuk menuntut dimana rasa kemanusiaan
Hidup penuh perjuangan
Hidup penuh cita dan angan
Hidup adalah bangkit
Bangkit dari sebuah keterpurukan
Betapa beruntungnya diri ini
Hidup di sebuah negara hukum
Keadilan begitu dijunjung tinggi
Walaupun pelaksanaannya belum maksimal
Namun proses menuju kesinambungan sudah berjalan perlahan
Bertahan dalam perdamaian tanpa peperangan
Mendapat perlindungan-Nya di setiap waktu
Dan menjadi sebuah negara yang indah karena kerukunannya
Menciptakan kebersamaan dengan senyuman
Menuju masa depan dengan keiklasan dan kejujuran
AZA
Kala api bergejolak
Kurengkuh tangan kecil itu
Lunglai, penuh darah mengalir
Dalam pilu nan meratap
Dalam aza nan menjauh
Nestapa kian berkepanjangan
Panjang, dan senantiasa hadir
Dalam mimpi si kecil malang
Mengapa nasib begitu getir
Apa salah dan dosanya
Peluru dan api itu
Seakan merenggut segalanya
Kini …
Saat semuanya padam
Tinggalkan puing-puing hati
Nan terkoyak tersakiti
Adakah insan menolongnya
Mencercahkan senyumnya
Memberi kembali harapannya
Semua diam dan menutup mata
Tinggallah si kecil merana
Deni aza nan tiada bertepi
Wahai umat,
Dimana hati nuranimu
SANG PEMIMPIN
Sang Pemimpin…
Baju rapi lengkap dengan dasi
Sepatu mahal, bagus dan mengkilat
Kerja dari rapat satu ke rapat yang lain
Berlomba mengejar kenaikan pangkat
Dia … para pemimpin kita
Bekerja jarang berkeringat
Merasakan gaji yang nikmat
Mendapat hormat karena pangkat
Mendapat jaminan hidup sepanjang hayat
Tapi lupa dengan rakyat
Dia… para pemimpin kita
Yang rapi dengan dasi
Bersaing demi sebuah kursi
Ketika tikus sibuk korupsi
Terbuai diempuknya jok mobil mersi
Coba tengok …
Ketika sang pemimpin bermandikan harta yang melimpah
Apa yang terjadi pada rakyatnya?
Belasan rakyatnya kehilangan nyawa
Demi sembako gratis …
Demi seamplop kecil uang …
Tak kah hati para pemimpin kita terbuka?
Belum cukupkah realita memilukan nasib rakyat?
Sampai kapan negri ini sakit?
Kapan negri ini bangun dari sakit panjangnya dan bangkit?
Doa tulus ku selalu ku panjatkan untuk Indonesiaku

Kamis, 13 Oktober 2011

Pengkajian Keperawatan Dengan 13 Domain NANDA

Dalam website NANDA tidak secara khusus menyebutkan bahwa 13 Domain NANDA dapat digunakan untuk melakukan pengkajian Keperawatan. Namun demikian bila kita lihat dari struktur dan pola yang dikembangkan untuk mengelompokkan respon dan sebagai dasar toksonomi untuk nursing diagnosa 13 Domain NANDA ini memungkinkan dan bisa digunakan untuk melakukan pengkajian Keeperawatan
Seperti apa 13 Domain NANDA tersebut berikut ringkasan dan sedikit penjelasannya,
HEALTH PROMOTION (PENINGKATAN KESEHATAN)
Kesadaran akan kesehatan atau normalitas fungsi dan strategi-strategi yang diterapkan untuk mempertahankan control dan meningkatkan kesehatan atau normalitas fungsi tersebut.
Health Awareness(Kesadaran Kesehatan) : Pengenalan akan fungsi normal dan kesehatan
Health Management(Manajemen Kesehatan) : Mengidentifikasi, mengontrol, memperlihatkan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan untuk mempertahankan kesehatan
NUTRITION (NUTRISI)
Kegiatan memperoleh, mengasimilasi, dan menggunakan kandungan gizi untuk tujuan mempertahankan jaringan, perbaikan jaringan, dan produksi tenaga
Ingestion(Proses masuknya makanan) : Memasukkan makanan atau kandungan gizi ke dalam tubuh
Digestion( Pencernaan) : Kegiatan fisik dan kimiawi yang mengubah kandungan makanan ke dalam zat-zat yang sesuai untuk penyerapan dan asimilasi
Absorption(Penyerapan) : tahapan penyerapan kandungan gizi melalui jaringan-jaringan tubuh
Metabolism (metabolisme) : Proses kimiawi dan fisik yang terjadi di dalam organisme dan sel-sel hidup bagi pengembangan dan kegunaan protoplasma, produksi kotoran dan tenaga dengan pelepasan tenaga untuk seluruh proses vital
Hydration (Minum) : Perolehan dan penyerapan cairan dan larutan-larutan
ELIMINATION (PEMBUANGAN)
Keluarnya produk-produk kotoran dari tubuh
Urinary system (Sistem Urinaria) : proses keluarnya urine
Gastrointestinal system( Sistem gastrointestinal) : Pengeluaran dan pengenyahan produk-produk kotoran dari isi perut
Integumentary system( Sistem Integumen) : Proses keluarnya melalui kulit
Pulmonary system( Sistem Paru-paru) : Pembersihan produk-produk metabolis secara ikutan, pengeluaran dan benda-benda asing dari paru-paru atau dua saluran bronkus.
ACTIVITY/REST (AKTIFITAS /ISTIRAHAT)
Produksi, konservasi, pengeluaran atau keseimbangan sumber-sumber tenaga
Sleep / Rest (Tidur/istirahat) : tidur, istirahat, ketenagaan atau tidak beraktifitas
Activity / Exercise (Aktifitas/berolahraga) : Menggerakkan bagian-bagian tubuh (mobilitas), melakukan pekerjaan atau sering melakukan kegiatan-kegiatan (tetapi tidak selalu) untuk meningkatkan daya tahan tubuh (resisitensi)
Energy Balance (Keseimbangan Energi) : Kondisi dinamis keharmonisan antara proses masuk dan keluarnya sumber-sumber tenaga
Cardiovascular-pulmonary Responses (respon jantung-paru-paru) : Mekanisme jantung-paru-paru yang mendukung aktifitas/istirahat
PERCEPTION/COGNITION (CARA PANDANG/KESADARAN)
Sistem pemrosesan informasi manusia, termasuk perhatian, orientasi (tujuan), sensasi, cara pandang, kesadaran, dan komunikasi
Attention( Perhatian) : Kesiapan mental untuk memperhatikan atau mengamati
Orientation (Tujuan) : Kesadaran akan waktu, tempat dan orang
Sensation/Perception (Sensasi/Cara Pandang) : Menerima informasi melalui sentuhan, rasa, bau, penglihatan, pendengaran, dan kinestesi (gerakan otot) dan pemahaman akan data rasa hasil dari penamaan, mengasosiasikan dan atau pengenalan pola
Cognition (Kesadaran) : Kegunaan memori, belajar, berfikir, penyelesaian masalah, abstraksi, penilaian, pengetahuan, kapasitas intelektual, kalkulasi dan bahasa.
Communication (Komunikasi) : Mengirim dan menerima informasi verbal (memakai kata-kata) dan non verbal (memakai gerakan anggota badan yang mengandung arti)
SELF-PERCEPTION (PERSEPSI DIRI)
Kesadaran Akan diri sendiri
Self-Concept (Konsep Diri) : persepsi tentang diri sendiri secara menyeluruh
Self-Esteem (Penghargaan diri) : Penilaian akan pekerjaan sendiri, kapabilitas, kepentingan, dan keberhasilan
Body Image (Citra Tubuh) : Citra mental akan tubuh diri sendiri
ROLE RELATIONSHIPS (HUBUNGAN PERAN)
Hubungan atau asosiasi positif dan negative antar individu atau kelompok-kelompok individu dan sarananya. Hubungan-hubungan tersebut ditunjukkan oleh sarana tersebut. Caregiving Roles (Peran-peran yang memberi perhatian) : Pola perilaku yang diharapkan secara social oleh individu-individu yang menyediakan perawatan dan bukan para professional perawatan kesehatan
Family Relationships (Hubungan keluarga) : Asosiasi orang-orang yang secara biologis saling berkaitan
Role Performance (Kinerja Peran) : Kualitas memfungsikan didalam pola-pola perilaku yang diharapkan secara sosial
SEXUALITY /SEKSUALITAS
Identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi
Sexual Identity (Identitas Seksual) : Kondisi menjadi seseorang yang khusus dalam hal seksualitas dan atau gender
Sexual Function (Fungsi Seksual) : Kapasitas atau kemampuan untuk berpartisipasi didalam aktifitas seksual
Reproduction (Reproduksi) : Segala proses yang melahirkan individu-individu baru
COPING/STRESS TOLERANCE
Berkaitan dengan kejadian-kejadian atau proses-proses kehidupan
Post-Trauma Responses (Respon paska trauma) Reaksi-reaksi yang terjadi setelah trauma fisik atau psikologis
Coping Responses (Respon-respon penanggulangan) : Proses mengendalikan tekanan lingkungan
Neuro-behavioral Responses (Respon-respon perilaku syaraf) Respon perilaku yang mencerminkan fungsi saraf dan otak
LIFE PRINCIPLES (PRINSIP-PRINSIP HIDUP)
Prinsip-prinsip yang mendasari perilaku, pikiran dan perilaku tentang langkah-langkah, adapt istiadat, atau lembaga yang dipandang benar atau memiliki pekerjaan intrinsik
Values: (Nilai-nilai) : Identifikasi dan pemeringkatan tentang bagaimana akhirnya bertindak yang disukai
Beliefs: (Kepercayaan) : Pendapat, harapan atau penilaian atas tindakan, adapt istiadat, atau lembaga yang dianggap benar atau memiliki pekerjaan instrinsik
Value/Belief/Action Congruence: (Nilai, Kepercayaan, kesesuaian tindakan) : korespondensi atau keseimbangan yang dicapai antara nilai-nilai, kepercayaan dan tindakan
SAFETY/PROTECTION (KESELAMATAN/PERLINDUNGAN)
Aman dari mara bahaya, luka fisik atau kerusakan system kekebalan, penjagaan akan kehilangan dan perlindungan keselamatan dan keamanan
Infection: (Infeksi) : Respon-respon setempat setelah invasi patogenik
Physical Injury: (luka Fisik) : Luka tubuh yang membahayakan
Violence: ( kekerasan ) penggunaan kekuatan atau tenaga yang berlebihan sehingga menimbulkan luka atau siksaan
Environmental Hazards: (tanda bahaya lingkungan ) sumber-sumber bahaya yang ada dilinkungan sekitar kita
Defensive Processes: ( proses mempertahankan diri ) proses seseorang mempertahankan diri dari luar
Thermoregulation: proses fisiologis untuk mengatur panas dan energi di dalam tubuh untuk tujuan melindingi organisms.
COMFORT
Rasa kesehatan mental, fisik, atau social, atau ketentraman
Physical Comfort : merasakan tentram dan nyaman
Social Comfort : merasakan tentram dan nyaman dari situasi social seseorang
GROWTH/DEVELOPMENT
Bertambahnya usia yang sesuai dengan demensi fisik, system organ dan atau tonggak perkembangan yang dicapai
Growth: kenaikan demensi fisik atau kedewasaan system organ
Development: apa yang dicapai, kurang tercapai, atau kehilangan tonggak perkembangan
diambil dari http://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/11/pengkajian-keperawatan-menggunakan-13-domain-nanda/

ANATOMI SISTEM PERNAFASAN

A. Saluran Nafas Atas
1. Hidung
• Terdiri atas bagian eksternal dan internal
• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung
• Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
• Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
• Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
• Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia

2. Faring
• Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
• Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
• Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif

3. Laring
• Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea
• Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
- Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam’s apple)
- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)
• Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
• Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu

4. Trakea
• Disebut juga batang tenggorok
• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

B. Saluran Nafas Bawah
1. Bronkus
• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf
2. Bronkiolus
• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
3. Bronkiolus Terminalis
• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
4. Bronkiolus respiratori
• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas
5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar
• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
• Dan kemudian menjadi alveoli
6. Alveoli
• Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
• Terdiri atas 3 tipe :
- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
PARU
• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
• Terletak dalam rongga dada atau toraks
• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar
• Setiap paru mempunyai apeks dan basis
• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya
PLEURA
• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
• Terbagi mejadi 2 :
- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

PENGKAJIAN UMUM SISTEM PERNAFASAN

Pemeriksaan jasmani – Fisiologi Pernafasan
Pemeriksaan jasmani paru berdasarkan :
1. Udarah Dalam Alat Pernafasan
- Perkusi :udara dalam paru bergetar, bising
- Bising sonor : suara seperti tuk-tuk, perbandingannya antara udara/padat =1
- Bisa berubah karena penyakit :
- Hipersonor / redup
- Empisema : hipersonor
- Atelektasis : redup
2. Arus Udara

- Dalam trachea: bising tracheal: leher depan
- Bronkhus besar: bising bronkhial: anatara skapula
- Bronkhiolus dan Alveolus: Vesikuler: 1 dan 2 depan
Cepatnya arus mempengaruhi bising.
3. Saluran Udara
Saluran nafas ? ronkhus ? Alviolus.
Penyempitan pada astma- bising bertambah – Wheezing
Cepatnya arus mempengaruhi bising
4. Penghalang
Suara dikeluarkan – getaran disalurkan dari pita suara melalui trachea, bronkhus, jaringan paru, pleura, dinding thoraks – kulit : fremitus.
PEMERIKSAAN JASMANI
Terdiri dari: Anamnesis, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
1. Anamnesis.
a. Keluhan utama penyakit yang diderita, alat-alat tubuh lain, rohani, penyakit yang pernah diderita, keturunan, sosek, nutrisi, lingkungan, obat-obat yang digunakan.
2. Gejala Lokal
- Batuk : Kering
: basah
: Spastik (tdk mudah berhenti).
- Sesak nafas
: karena penyakit lain
: Tersumbat
: Kelainan paru
: Gangguan lambung, ascites
- Pengeluaran Dahak
Sifat – sifat : cair kental, lekat, berbusa, berwarna, bau, jumlah dan darah
- Nyeri Dada
- Karena kelainan dinding thoraks, mediastinum, dalam perut.
Dalam jaringan paru tidak menyebabkan nyeri – pleura perietalis terangsang.
- Bersumber dari otot, subcutis, tulang iga, saraf I. C.
3. Gejala Umum
Suhu , pusing nafsu makan ?, lemah, keringat dingin.
PEMERIKSAAN PARU
1. Inspeksi
? Posisi : duduk, baring
? Arah : depan, belakang, atas
? Bentuk :
- Ptisis ( panjang dan gepeng )
- Thoraks : dada burung
- Barel chest ( seperti tong )
- Cekung kedalam
? Kesimetrisan
? Gerakan pernapasan
? Frekkuensi N pada orang dewasa 18 – 22 x / menit sifatnya abdominal / thorakoabdominalis
? Frekuansi normal pada anak 30 – 40 x / menit sifatnmya abdominalis / thorakoabdominalis.
? Jenis pernapasan :
- Tachipnea :
Paru / jantung ada gangguan
- Bradipnea:
keracunan balbiturat, uremia, koma diabetis, proses dalam otak
- Cheyne stokes:
keracunan obat bius penyakit jantung, paru, ginjal, perdrahan SSP.
- Biot:
meningitis
- Kusmaul:
Keracunan alkohol, obat bius, koma diabetes, uremia
- Asimetri :
Pneumonia, tbc paru, efusi pleura, tumor
- Dangkal : empisema, tumor paru, cairan dipleura, konsolidasi paru
- Hiperpnea:
lebih dalam, kecepatan normal
- Apneustik:
lesi pusat pernafasan.
- denyut jantung apeks:
jantung membesar, tumor
- Pelebaran vena dada:
tumor mediastinum
- Denyut nadi didada / punggung : koarktasio aorta, anastomosis.
- Penonjolan dada setempat yang berdenyut : aneurysma
2. Palpasi
a. Pemeriksaan kelainan dinding thoraks
- Nyeri tekan.
- Bengkak
- Menonjol
b. Pemeriksaan tanda – tanda penyakit paru
- Gerakan dinding thoraks waktu inspirasi dan ekspirasi
- Kesimetrisan
- Getaran suara ( fremitus vocal ) :
- me?:konsolidasi paru, pnemonia lobaris, tbc, infark paru, atelektasis dll.
- Me? : pleura terisi air, darah, nanah, bronchus tersumbat, emfisema.
c. Memeriksa tanda – tanda penyakit jantung dan aorta
3. Perkusi
a. Perkusi adalah untuk menentukan keadaan paru
? Normal : suara perkusi resonan – dug – dug.
? Sangat resonan : timpanik dang-dang ? udara (pneumothoraks).
? Agak menggendang: sub timpanik – dung ( rongga pleura mengandung udara )
? lebih resonan: belum subtimpanik = hiperresonan deng-deng ( emfisema, pnemonthoraks ringan )
? kurang resonan: deg – deg ( fibrosa )
? Redup : bleg-bleg ( paru-paru padat )
? Pekak : seperti suara perkusi pada paha ( rongga pleura penuh nanah, tumor, fibrosis )
b. Batas Paru
? Atas: fossa supraklavikularis ka – ki
? Bawah: iga 6 midklavikularis, iga 8 mid aksilaris, iga 10 skapularis. Paru kiri lebih tinggi dari pada kanan.
Me?pada anak, fibrosis, konsolidasi, efusi pleura.
Me?pada orang tua, emfisema, pneumothoraks.
4. Auskultasi
a. Suara nafas
- Trakheo bronkhial : Normal pada trachea, seperti meniup pipa pada thoraks penderita pnemonia
- Bronkhovesikuler : Normal pada bronkhi, sternum atas (3 – 4) inspirasi vesikuler, ekpirasi tracheo bron khus
- Vesikuler: Normal Suara jaringan paru, inspirasi dan ekspirasi, tidak terputus, tidak terdengar pada penebalan.
b. Resonan Vocal
Suara pada auskultasi waktu penderita mengucap kata.
- Me pada pneumonia lobarts.
- Me? pada efusi pleura, pleura tebal, pneumothoraks.
5. Suara Tambahan
a. Ronchi: Suara dalam bronchi oleh karena penyempitan lumen bronchi, penyempitan oleh karena selaput lendir bengkak, tumor menekan bronkhus, pada asthma ada wheezing.
c. Krepitasi : Seperti hujan rintik – rintik
Berasal dari bronkhus, alveolus, kavitas paru berisi cairan :
- Halus : Oleh karena alveoli yang tertutup mulai terbuka yang digesekan dengan jari
- Kasar : Seperti suara bila kita meniup air
ok…demikian sekelumit pengkajian umum sistem pernafasan, mungkin ada tambahan? sampaikan bila anda mempunyai tambahan tentang pengkajian sistem pernafasan

Selasa, 11 Oktober 2011

FAKTOR TERJADINYA ISPA PADA BALITA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali per tahun. Ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan. Sebanyak 40 % - 60 % kunjungan berobat di puskesmas dan 15 % - 30 % kunjungan berobat dibagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA (Dep.Kes.RI, 2002 : 9-10).

Word Healt Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15 % - 20 % pertahun. Menurut WHO ± 13 juta anak balita didunia meninggal setiap tahun dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun (http:// syair.worpress.com/2009/04/26/faktor-resiko-kejadian-ISPA-pada-balita, diakses tanggal 13 0ktober 2009).


Kematian pada penderita ISPA terjadi jika penyakit telah mencapai derajat ISPA berat, paling sering kematian terjadi karena infeksi telah mencapai paru-paru atau pneumonia. Sebagian besar keadaan ini terjadi karena penyakit ISPA ringan yang diabaikan. Jika penyakitnya telah menjalar ke paru-paru dan anak tidak mendapat pengobatan serta perawatan yang tepat, anak tersebut bisa meninggal.
Terjadinya ISPA dipengaruhi atau disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti virus, keadaan daya tahan tubuh, umur, jenis kelamin, status gizi, imunisasi, dan keadaan lingkungan (pencemaran lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, polusi udara, ditambah dengan perubahan iklim terutama suhu, kelembaban, curah hujan) merupakan ancaman kesehatan bagi masyarakat terutama penyakit ISPA. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor tersebut diatas tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku dan tingkat jangkauan ke pelayanan kesehatan yang masih rendah.

Dengan diketahuinya faktor-faktor yang bisa menyebabkan penyakit ISPA, maka diharapkan penyakit ISPA penanganannya dapat diprioritaskan. Disamping itu penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA yang sudah dilaksanakan saat ini, diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor resiko terjadinya ISPA pada balita.


Selengkapnya : DOWNLOAD

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Hal tersebut sejalan dengan tujuan sistem kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat, melalui upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Mutu pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat (Aditama, 2004: 45).

Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus-menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit (Achir Yani, 2007: 1).

Hasil beberapa survei menunjukkan bahwa kepuasan pasien banyak dipengaruhi secara langsung oleh mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit terutama yang berhubungan dengan fasilitas rumah sakit, proses pelayanan dan sumber daya yang bekerja di rumah sakit. Suryawati, dkk. (2008: 2) mengatakan bahwa sebagian besar keluhan pasien dalam suatu survei kepuasan menyangkut tentang keberadaan petugas yang tidak profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan diantaranya masih terdengar keluhan akan petugas yang tidak ramah dan acuh terhadap keluhan pasiennya. Selain itu juga masih sering terdengar tentang sulitnya meminta informasi dari tenaga kesehatan terutama dokter dan perawat, sulitnya untuk berkomunikasi dua arah dengan dokter, dan lain sebagainya yang mencerminkan betapa lemahnya posisi pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan.

Penelitian Pardani di rumah sakit Pemerintah kelas A di Surabaya tahun 2001, dengan menggunakan 100 orang pasien rawat inap menunjukkan bahwa 50% mengatakan puas terhadap pelaksanaan asuhan keperwatan; 25% cukup puas 25% dan tidak puas sebesar 25%. Penelitian Wirawan tahun 2000 tentang tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap asuhan keperawatan di sebuah rumah sakit di Jawa Timur juga menunjukkan hanya 17% dari seluruh pasien rawat inap yang mengatakan puas terhadap asuhan keperawatan, sedangkan 83% menyatakan tidak puas. Penelitian tersebut juga memberikan informasi bahwa keluhan utama pasien terhadap pelayanan keperawatan adalah kurangnya komunikasi perawat (80%), kurang perhatian (66,7%) dan kurang ramah (33,3%).

Kemudian penelitian Damayanti tentang harapan dan kepuasan pasien di sebuah rumah sakit pemerintah di Surabaya pada tahun 2000 yaitu dengan mengambil sampel 48 responden di UPF interna dan Paviliun menunjukkan bahwa pasien lebih mengharapkan kesabaran dan perhatian dari kinerja tenaga keperawatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 41% responden mengatakan kurang puas dengan pelayanan rumah sakit dan sebanyak 59% sisanya menyatakan puas. Khusus terhadap kinerja perawat, keluhan terbesar adalah perawat jarang menengok pasien bila tidak diminta dan bila dipanggil tidak segera datang (perawat datang sekitar 10 menit).

Hasil beberapa survey dan riset tersebut menunjukkan kondisi ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Hal itu terjadi nampaknya karena dinamika tuntutan pasien yang demikian cepat berubah namun tidak diimbangi dengan kecepatan perubahan pola kerja dan tindakan perawat. Perawat lebih banyak berfokus pada kinerja medik atau teknik keperawatan (pelaksanaan fungsi dependen atau fungsi pelimpahan dari dokter) padahal pasien nampaknya justru mengharapkan kinerja perawat sesuai normatifnya yaitu lebih berfokus pada aspek yang berkaitan dengan dimensi non teknik keperawatan (pelaksanaan fungsi independent). Nightingale dalam Potter dan Perry, (2001) merumuskan bahwa sebagai fokus dari nursing care adalah lingkungan, dimana perawat harus lebih berorientasi pada pemberian ketenangan, kenyamanan dan nutrisi yang memadai kepada pasien bukan pada proses penyakitnya atau pada pengobatannya.



Selengkapnya : DOWNLOAD

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PERAWATAN BALITA SEHAT DAN MANFAAT POSYANDU

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu stategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan “ Indonesia Sehat 2010 “ adalah menerapkan pembangunan berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep “ Paradigma Sehat “ yaitu pembangunan kesehtaan yang memberikan prioritas utama pada perlayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit ( preventif ) dibandingkan dengan upaya pelayanan perngobatan ( kuratif ) dan pemulihan ( rehabilitative ) secara menyeluruh dan terpadu sertta berkesinambungan ( Depkes RI, 2005 ).

Selaras untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010 secara umum dan Visi Kalimantan Selatan Sehat 2010 secara khusus adalah dengan melaksanakan salah satu Misi Program Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Selatan yaitu Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan, Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menigkatkan pelayanan kesehatan adalah melaksanakan kegiatan posyandu.
Posyandu merupakan kegiatan rutin bulanan yang bertujuan untuk memantau peertumbuhan berat badan anak balita dengan menggunakan kartu menuju sehat ( KMS ) ; memberikan konseling gizi ; memberikan pelyanan kesehatan dasar ( imunisasi dan penanggulangan diare ). Dengan diadakannya posyandu setiap bulan maka dapat dipantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan balita setempat sehingga diharapkan kesehatannya terpantau dan terpelihara agar menjadi sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas serta mencegah sedini mungkin terjadinya gizi kurang/buruk.
( Sutadi Heri, 2007 ).

Pentingnya pertumbuhan pada anak balita mendorong pemerintah melakukan integrasi penimbangan rutin kedalam kegiatan posyandu bersama program lain. Fakta menunjukkan keaktifan masyarakat dalam melakukan monitoring pertumbuhan anaknya diposyandu semakin hari semakin menurun.

Dari penjajakan awal pada tanggal 7 September 2009 posyandu bulan Juli jumlah Balita hadir sebanyak 25 Balita (22,7%) dari 110 Balita yang ada, bulan Agustus 37 Balita (41%) yang hadir dari 90 jumlah Balita yang ada, sedangkan bulan September sebanyak 25 Balita (27%) dari 90 Balita yang ada dan terdapat 6 orang balita ( 0,04% ) BGM ( bawah garis merah ). Sedangkan dari studi pendahuluan yang dilakukan penulis dengan observasi hanya 26 orang (21,3%) balita saja yang dibawa ibunya keposyandu
Dari 90 orang balita yang ada didesa pariok kecamatan candi laras utara.
Masalah tersebut disebabkan oleh banyak faktor seperti tingkat pengetahuan ibu balita yang kurang dalam merawat balitanya dikarenakan kurang memanfaakan kegiatan posyandu. Sangat pentingnya perawatan balita yaitu dengan melakukan penimbangan dan konsultasi kesehatan serta pemanfaatan posyandu agar diketahui adanya kelainan atau penyakit sedini mungkin.

Adanya Balita BGM dan kurangnya junlah kunjungan ibu balita dalam posyandu mungkin disebabkan ketidaktahuan ibu balita dalam merawat balitanya serta kurang memahami manfaat posyandu, padahal dari pengetahuan seseorang akan dapat diketahui bagaimana dengan pengetahuan yang dimiliki ia bisa mencegah tidak terjadinya Balita BGM ataupun kematian balita, karean dari pengetahuan yang baik akan menghasilkan sikap dan tindakan yang baik pula.


Selengkapnya : DOWNLOAD 




OSTEOSARCOMA

1. DEFINISI
Sarkoma osteogenik atau osteosarkoma adalah merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas.
Osteosarkoma merupakan tumor tulang maligna primer yang paling lazim dan seringkali berakibat fatal dan dapat timbul sebagai metastase sekunder dari ekstrimitas tungkai pada 50% kasus. Biasanya terdapat pada lokasi bekas radiasi atau lebih sering sebagai penyerta pada penyakit paget.
Osteosarkoma sering terjadi pada laki-laki pada kelompok usia 10-25 tahun dan pada orang tua yang mengalami penyakit paget.

2. PATOFISIOLOGI
Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons osteolitik (destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang). Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, bebrapa tidak menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan mengancam jiwa.
Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan pada ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia.
Secara histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang berdifferensiasi jelek dan sring dengan elemen jaringan lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang seling dengan ruangan darah sinusoid. Sementara tumor ini memecah melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringanlunak sekitarnya;garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.

3. GAMBARAN KLINIS
 Rasa sakit (nyeri)
 Pembengkakan
 Keterbatasan gerak
 Menurunnya berat badan
 Teraba massa; lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa serta distensi pembuluh darah.

Selengkapnya : DOWNLOAD

ASKEP LARINGITIS

1. Pengertian.
Laringitis adalah radang akut atau kronis dari laring ( kotor suara ).
Laringitis akut dapat merupakan infeksi lokal atau bagian dari infeksi sistem
pernafasan atas. ( Yang Perlu Diketahui Tentang Penyakit … … hal 584 )
Laringitis akut adalah radang akut laring, pada umumnya merupakan
kelanjutan dari rinofaringitis akut atau manifestasi dari radang saluran nafas
atas. Pada anak dapat menimbulkan sumbatan, jalan nafas cepat karena rima
glotisnya relatif lebih sempit, sedangkan pada orang dewasa tidak secepat
pada anak – anak. ( Kapita Selekta Kedokteran … … hal 125 )

2. Etiologi.
Sebagai penyebab radang ini adalah bakteri yang menyebabkan radang
lokal atau virus yang menyebabkan peradangan sistemik. Biasanya merupakan
perluasan radang saluran nafas atas oleh bakteri Haemophilus Influenza,
Stafilokok, Streptokok, dan Pneumonia.

3. Faktor Predisposisi.
♦ Perubahan cuaca / suhu.
♦ Gizi kurang / mal nutrisi.
♦ Imunisasi tidak lengkap.
♦ Pencapaian suara berlebihan ( ex; guru, pembawa acara, penyanyi dll )

Untuk selengkapnya silahkan...DOWNLOAD

ASKEP TONSILITIS

Pengertian
Menurut Black (1997: 1079) Tonsilitis adalah infeksi akut pada tonsil
atau amandel.

Sedangkan menurut Sjamsuhidajat dan De jong (2005:368)
Tonsilitis terbagi menjadi 2 yaitu
a). Tonsilitis Akut, merupakan infeksi tonsil
akut yang menimbulkan demam, lemah, nyeri tenggorokan, nyeri dan
gangguan menelan, dengan gejala dan tanda setempat radang akut;

b).Tonsilitis Kronis, merupakan infeksi yang paling sering ditemukan di antara
infeksi daerah faring. Keluhan dan gejalanya hampir sama dengan Tonsilitis
akut ini berulang kali. Pada pemeriksaan didapatkan tonsil membesar dengan
banyak kripta disertai tumpukan nanah seperti keju didalam kripta.

Menurut Effendi (1997: 330-337) Tonsilitis terbagi menjadi 3 yaitu
a).Tonsilitis Akut;
b). Tonsilitis Lingualis, tonsilitis lingualis tidak memiliki
kripta yang rumit dibandingkan tonsila Fasialis, juga tidak begitu besar, infeksi
tonsila lingualis sering terjadi, tonsila lingualis sering terjadi pada pasien yang
sudah mengalami tonsilektomi pada orang dewasa;
c). Tonsilitis Kronis,
merupakan penyakit tonsil yang terjadi secara berulang.

Menurut Soepardi dan Iskandar (2001: 181-183)
Tonsilitis juga terbagi menjadi 3 yaitu

a). Tonsilitis akut, merupakan peradangan akut pada tonsil.
Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi
radang berupa keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus.
Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mati dan epitel yang
terlepas. Secara klinis detritus ini mengisi kriptus tonsil dan tampak sebagai
bercak kuning. Bentuk Tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut
Tonsilitis folikularis. Bila bercak-bercak detritus ini menjadi satu membentuk
alur-alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris;

b). Tonsilitis Membrosa,
penyakit yang termasuk kedalam tonsilitis ini adalah Tonsilitis Difteri,
Tonsilitis Septik (Septic Sore Throat), Stomatitis ulsero membran (Angina
Plaut Vicent), penyakit kelainan darah seperti Leukimia Akut, Anemia
Pernisiosa, Neutropenia Maligna, serta infeksi Mononukleosis, Proses spesifik
lues dan tuberkulosis, infeksi jamur Moniliasis, Aktinomikosis dan
blastomikosis, infeksi Virus Morbili, Pertusis dan Skarlatina;

c). Tonsilitis
kronis, faktor predisposisinya adalah rangsangan yang menahun dari rokok,
beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca,
pengobatan Tonsilitis yang tidak adekuat sedangkan faktor presipitasi adalah
sama dengan pada tonsilitis akut.
Selengkapnya : DOWNLOAD

ASKEP ATRESIA BILIARY

I. Pengertian
Atresia Biliary adalah merupakan suatu keadaan dimana saluran empedu yang utuh dengan sumbatan dibagian distalnya atau kelainan yang terjadi dibagian atas porta hepatic.

Suatu defek kongenital yang merupakan hasil dari tidak adanya / obstruksi satu / lebih saluran empedu pada ekstra hepatik atau intrahepatik ( Suriadi, 2001: 17 )

Sumbatan saluran empedu mengenai seluruh atau sebagian dari saluran empedu ekstrahepatik atau intrahepatik, ekstrahepatik bila sumbatan terjadi didalam duktus koledokus, dan intrahepatik bila penyumbatan terjadi antara sel hati dan duktus koledokus. (Ilmu kesehatan anak , 1985 : 542)

II. Etiologi
  - Belum diketahui secara pasti

  - Diduga kelainan kongenital

  - Didapat dari proses-proses peradangan

  - Kemungkinan infeksi virus dalam intrauterin


III. Patofisiologi

Obstruksi pada saluran empedu ekstrahepatik menyebabkan obstruksiv aliran normal empedu keluar hati dan kantong empedu dan usus. Akhirnya terbentuk sumbatan dan menyebabkan empedu balik ke hati ini akan menyebabkan peradangan, edema, degenerasi hati. Bahkan hati menjadi fibrosis dan cirrhosis. Dan hipertensi portal sehingga akan mengakibatkan gagal hati.
 Degerasi secara gradual pada hati menyebabkan joundice, ikterik dan hepatomegalyv
 Karena tidak ada empedu dalam usus, lemak dan vitamin larut lemakv tidak dapat diabsorbsi, kekurangan vitamin larut lemak dan gagal tumbuh.

IV. Komplikasi
  - Cirosis hepatis

  - Gagal hati

  - Gagal tumbuh

  - Hipertensi portal

  - Varises Esophagus

  - Asites


Selengkapnya : DOWNLOAD









Jeruk Nipis Pemutih Kulit Alami

           Banyak manfaat yang bisa diambil dari jeruk nipis. Salah satunya adalah membuat kulit menjadi putih dan halus. Manfaat ini tentu menjadi berita gembira bagi kaum hawa yang mendambakan kulit putih dan halus. Bagaimana memanfaatkannya, apa khasiat lain dari jeruk nipis? Di antara 1300 jenis jeruk, jeruk nipis atau yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Citrus Aurantium, memiliki manfaat yang paling banyak. Jeruk nipis merupakan bahan dasar ramuan obat kecantikan tradisional di Indonesia. Hampir semuanya mencantumkan nama jeruk nipis sebagai bahan dasar, baik buah maupun daunnya. Secara umum, buah jeruk kaya akan vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh. Dalam kandungan 100 g jeruk nipis, terdapat kalori 51 kal, protein 0,9 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 11,4 g, mineral 0,5 g, kalsium 33 mg, fosfor 23 mg, besi 0,4 mg dan asam askorbat 49 mg. Selain memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, jeruk nipis juga mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nildehid) damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Sedangkan daun, buah dan bunganya mengandung minyak terbang. Rasa jeruk nipis yang masam bisa membantu membersihkan nikotin yang terdapat pada gigi dan mulut orang yang suka merokok. Di Indonesia jeruk nipis sering dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai macam penyakit seperti disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri,jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan radang hidung. Jeruk nipis juga efektif mencegah timbulnya batu ginjal. Jeruk nipis mengandung sitrat yang tinggi, sementara banyak penderita batu ginjal memiliki kadar sitrat yang rendah. Kandungan sitrat jeruk nipis lokal (citrus aurantifolia swingle yang bulat) sepuluh kali lebih besar dibanding kandungan sitrat pada jeruk keprok atau enam kali lipat dari jeruk manis. Kandungan sitratnya mencapai 55,6 gram per kilogramnya.

Memutihkan Kulit
Manusia memiliki warna kulit yang tidak sama satu sama lain. Selain faktor genetik, ada juga beberapa faktor lain, seperti iklim dan cuaca. Kulit wajah adalah bagian yang paling penting, khususnya bagi kaum wanita. Karena itu, kaum wanita melakukan beberapa upaya untuk membuat kulit wajah menjadi putih bersih dan menarik. Semula, baik kedokteran maupun di salon kecantikan, memutihkan kulit dilakukan dengan cara pengelupasan sel-sel mati oleh produk dengan bahan-bahan aktif, hanya dengan mengkonsumsi dan membalur tubuh (bagian-bagian tertentu pada tubuh) dengan jeruk nipis, kulit menjadi lebih putih. Selain kaya gizi, jeruk juga kaya akan zat seperti bioflanid, minyak atsiri limonen, asam sitrat, linalin asetat, dan fellandren yang dapat menyembuhkan penyakit batuk, menurunkan demam, meningkatkan gairah seksual, dan membuat suara merdu. Salah satu manfaat jeruk nipis di bidang kecantikan adalah kandungan vitamin C yang dapat membuat kulit menjadi putih, halus, dan kencang. Buah ini memiliki kandungan vitamin C yang bermanfaat sebagai antioksidan. Vitamin C yang memiliki ikatan L dalam setiap molekulnya, bagus untuk mencerahkan warna kulit.

Resep Wajah Putih dan Halus
Untuk mendapatkan kulit wajah yang putih dan halus, ada dua cara yang dapat dilakukan. “Untuk memutihkan dan menghaluskan kulit serta memperkecil pori-pori, bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan cara mengkonsumsinya. Karena dengan mengkonsumsi jeruk, kandungan vitamin C yang diserap oleh tubuh akan lebih maksimal. Kedua, menggunakan jeruk nipis dari luar dengan mengusapkan potongan jeruk nipis pada wajah dan kulit bagian tubuh yang dinginkan secara rutin setiap hari.

Khasiat Lain :
Bagi Anda yang ingin terlihat ramping, khasiat jeruk nipis juga dapat dicoba. Setiap pagi, siang dan malam, cobalah minum perasan air jeruk nipis dengan campuran air dan sedikit gula. Dengan cara ini, kerampingan Anda akan terjaga. Selain itu, jeruk nipis dapat mencegah Anda dari berbagai macam penyakit seperti yang diuraikan di atas. Sementara untuk rambut, jeruk nipis juga dapat menghilangkan ketombe.

Sumber: okezone.com

Wortel Turunkan Kolesterol dan Hindari Resiko Stroke

Kolesterol Menurun
Wortel dapat juga membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah- Seperti penelitian Robertson di Universitas Florida dengan mengkonsumsi wortel segar atau mentah sebanyak 200 gram sehari selama tiga minggu dapat mengurangi kadar kolesterol darah sebesar 11 persen. Penurunan tersebut cukup bermakna karena penurunan satu persen kolesterol sama artinya dengan pengurangan resiko penyakit jantung kira-kira dua persen oleh karena itulah dengan mengkonsumsi wortel selama 3 minggu dapat mengurangi 22 persen penyakit jantung.
Turunkan Risiko Stroke
Penelitian di Universitas Harvard, AS yang dilakukan pada hampir 90 ribu perawat perempuan selama 8 tahun mengungkapkan, bahwa mengkonsumsi wortel paling sedikitnya lima kali setiap minggu dapat menurunkan risiko terkena stroke sekitar 68 persen bila dibandingkan makan wonel satu kali sebulan. Hal tersebut dapat terjadi karena aktivitas antioksidannya. Beta karoten menghambat kolesterol agar tidak bersifat racun dan tidak mampu membentuk plak dan gumpalan pada pembuluh darah.
Penelitian pada Universitas Brussel, saat menganalisis darah 80 pasien dalam 24 jamsetelah terkena stroke menunjukkan bahwa pasien strokedengan jumlah vitamin A diatas rata-rata, termasuk beta-karoten lebih memiliki peluang beftahan, mempunyai lebih sedikit kerusakan neurologis (saraf) dan sembuh sama sekali. Hal ini diduga karena waktu otak tidak memperoleh oksigen beberapa lama. Seperti pada kondisi stroke, sel mulai mengalami malfungsi (gangguan fungsi) yang menyebabkan rangkaian kejadiaan mencapai puncaknya ketika pada sel-sel saraf terjadi kerusakan oksidatif. Kondisi tersebut dapat diredam jika dalam darah terdapat banyak vitamin A sehingga dapat memperkecil kerusakan otak dan kemungkinan dari kematian.
Kesuburan Suami lstri
Wortel dapat pula meningkatkan kesuburan bagi wanita dan meningkatkan kualitas sperma pria, dengan cara mengkombinasikan antara wortel, apeldan tauge. Satu buah apel, tiga ons wortel dan setengah kilogram taoge bisa untuk sekali minum suami-istri. Jus dibuat dengan cara taoge dijus lebih dahulu dengan menambahkan sedikit air setelah itu wortel beserta apel. Jus setelah halus disaring dan diminum setiap pagi dan sore.
Kandungan Nutrisi
Dalam sebuah wortel yang panjangnya sekitar 20 cm dengan diameter 3 cm (100 gram wortel segar) mengandung 27 mg kalsium, 76 mg fosfor, 0,5 mg zat besi, 34 mg sodium, 246 mg potasium, vitamin A 7,93 lU (lnternational Unit), seju mlah vitamin B komplek dan 6 mg vitamin C. Menurut laboratorium Lancaster Inggris menemukan nutrisi tambahan dalam seperseratus gram jus wortel terdapat 8,2 mg magnesium, 0,2 ppm kromium dan gula yang terdiri dari 1,5 % fruktosa, 0,8 dektrosa, 1,9 sukrosa, 0,3 maltosa, 0, 5 laktosa sehingga total menjadi 4% Kandungan nutrisi wortel tersebut tentu tidak lepas dari jenis dan kualitasnya beta karoten yang terkandung.

4 Herbal Penghilang Rasa Sakit

          Biasanya ketika kita merasa sakit atau pusing langsung minum obat penghilang rasa sakit, padahal obat penghilang rasa sakit bisa menyebabkan efek samping pada tubuh. Beberapa herbal tertentu dapat dijadikan penghilang rasa sakit alami tanpa efek samping. Obat-obat penghilang rasa sakit seperti obat non-steroid atau anti-inflamasi biasanya banyak digunakan untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi, otot kram hingga arthritis (radang sendi) kronis.

           Tapi penggunaan obat penghilang rasa sakit untuk jangka panjang dapat membawa efek buruk pada tubuh, antara lain menyebabkan luka di lambung, stroke, serangan jantung, kerusakan ginjal, pendarahan di perut dan komplikasi lain. Ada beberapa herbal yang dapat dijadikan obat penghilang rasa sakit alami tanpa efek samping dengan penggunaan oral atau diminum, seperti dilansir Buzzle, Rabu (23/3/2011), antara lain: 

1. Kunyit
Kunyit dikenal sebagai ‘bumbu kehidupan’. Kunyit mengandung senyawa yang disebut kurkumin, yang dapat memblok protein penyebab peradangan dan juga meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghilangkan peradangan. Kunyit ditemukan berguna untuk mengatasi rasa sakit kronis yang berhubungan dengan rheumatoid arthritis. Seiring dengan sifat anti-inflamasi, kunyit juga membantu untuk pengobati penyakit jantung dan diabetes.

2. Asam lemak esensial Omega 3
Asam lemak esensial omega 3 sangat baik untuk dijadikan penghilang rasa sakit alami. Asam lemak esensial omega 3 akan dipecah oleh tubuh menjadi senyawa anti-inflamasi (anti peradangan). Oleh karena itu, banyak orang yang menderita sakit kronis dianjurkan memperbanyak konsumsi asam lemak esensial omega 3, yang banyak terkandung pada ikan seperti salmon dan mackerel.

3. Jahe
Peneliti dari Amerika Serikat menemukan bahwa konsumsi jahe setiap hari bisa membantu mengurangi nyeri otot akibat olahraga.

4. Minyak zaitun
Sangat sedikit orang yang menyadari fakta bahwa minyak zaitun bertindak seperti obat anti-inflamasi dan non-steroid. Namun Anda harus menggunakan minyak zaitun extra virgin. Minyak zaitun tidak hanya bisa membebaskan Anda dari sakit kepala, tetapi juga memiliki efek jangka panjang seperti ibuprofen.
Sumber : detikhealth.com

HALUSINASI

A. Pengertian
 
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) pasca indera tanpa adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik.

Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain.

Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan. Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah sakit jiwa ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Sehingga penulis merasa tertarik untuk menulis kasus tersebut dengan pemberian Asuhan Keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.


B. Klasifikasi

Klasifikasi halusinasi sebagai berikut :

  1. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya.
  2. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada.
  3. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di dapatkan. Pasien yang mengalami mengatakan mencium bau-bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak ada sumbernya.
  4. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) suatu rasa di mulutnya.
  5. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual halusinasi ini disebut halusinasi heptik.

C. Etiologi

Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping.



D. Psikopatologi

Psikopatologi dari halusinasi yang pasti belum diketahui. Banyak teori yang diajukan yang menekankan pentingnya faktor-faktor psikologik, fisiologik dan lain-lain. Ada yang mengatakan bahwa dalam keadaan terjaga yang normal otak dibombardir oleh aliran stimulus yang yang datang dari dalam tubuh ataupun dari luar tubuh. Input ini akan menginhibisi persepsi yang lebih dari munculnya ke alam sadar.Bila input ini dilemahkan atau tidak ada sama sekali seperti yang kita jumpai pada keadaan normal atau patologis, maka materi-materi yang ada dalam unconsicisus atau preconscious bisa dilepaskan dalam bentuk halusinasi.

Pendapat lain mengatakan bahwa halusinasi dimulai dengan adanya keinginan yang direpresi ke unconsicious dan kemudian karena sudah retaknya kepribadian dan rusaknya daya menilai realitas maka keinginan tadi diproyeksikan keluar dalam bentuk stimulus eksterna.


E. Tanda dan Gejala

Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering di dapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau bicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang di alaminya (apa yang di lihat, di dengar atau di rasakan).



F. Penatalaksanaan


Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :

  1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
    Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan.
    Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan.
  2. Melaksanakan program terapi dokter
    Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.
  3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada
    Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.
  4. Memberi aktivitas pada pasien
    Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
  5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
    Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan.
          Selengkapnya : DOWNLOAD