Sabtu, 05 Februari 2011

SECTIO CAESAREA

ASUHAN KEPERAWATAN SECTIO CAESAREA
DENGAN INDIKASI PANGGUL SEMPIT

I. Pengertian
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
II. Jenis – jenis operasi sectio caesarea
1. Abdomen (sectio caesarea abdominalis)
    a. Sectio caesarea transperitonealis
 
        - SC klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada corpus uteri)
          Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm.
          Kelebihan :
                   -Mengeluarkan janin dengan cepat
                   -Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
                   -Sayatan bias diperpanjang proksimal atau distal
          Kekurangan
                   -Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonealis yang baik
                   -Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan
                   -SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah rahim)
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm
Kelebihan :
   -Penjahitan luka lebih mudah
   -Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
   -Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga  peritoneum
   -Perdarahan tidak begitu banyak
   -Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil

Kekurangan :
 -Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga dapat menyebabkan uteri uterine pecah sehingga  mengakibatkan perdarahan banyak
 -Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi

b. SC ektra peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdominal

2. Vagina (section caesarea vaginalis)
Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Sayatan memanjang ( longitudinal )
2. Sayatan melintang ( Transversal )
3. Sayatan huruf T ( T insicion )

III. Indikasi
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia )
  • Fetal distress
    His lemah / melemah
    Janin dalam posisi sungsang atau melintang
    Bayi besar ( BBL ? 4,2 kg )
    Plasenta previa
    Kalainan letak
    Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul )
    Rupture uteri mengancam
    Hydrocephalus
    Primi muda atau tua
    Partus dengan komplikasi
    Panggul sempit
    Problema plasenta, Selengkapnya Download
    disini

FRAKTUR CRURIS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR CRURIS

I. PENGERTIAN
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart, 2000)

II. JENIS FRAKTUR
a. Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.
b. Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
c. Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
d. Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
e. Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak.
f. Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang
g. Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen
h. Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
i. Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
j. Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.

III. ETIOLOGI
a. Trauma
b. Gerakan pintir mendadak
c. Kontraksi otot ekstem
d. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma Selengkapnya Download disini

DIABETES MELLITUS

 
DIABETES MELLITUS
A. Pengertian

       Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

B. Klasifikasi
    Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
       1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
       2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
       3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
       4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
   a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau          kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.

  b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.

  c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.

2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.

Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga 
Selengkapnya Download disini  



GASTRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
GASTRITIS

Pengertian

Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan kerusakan erosi. Gastritis ini paling banyak ditemukan.Gastritis adalah Suatu peradangan pada mucosa lambung yang dpt bersifat akut, kronik atau lokal.

Etiologi

1.  Obat analgetik-antiinflamasi terutama aspirin. Aspirin dalam dosis yang rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
2.    Bahan kimia misalnya lisol
3.    Merokok
4.    Alkohol
5.   Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat
6.    Refluks usus lambung
7.    Endotoksin
Gastritis akut:
v  Pemakaian sering obat-obatan NSAID  seperti aspirin yang tanpa pelindung selaput enterik
v  Peminum alkohol
v  Perokok berat
v  Stres fisik (luka bakar)
v  Keracunan makanan (enterotoksin)
Gastritis kronik atau tipe spesifiknya dpt tampak terutama pd keadaan klinik berikut:
  1. Penderita dgn ulkus peptikum
  2. Hubungan dgn karsinoma lambung
  3. Pd penderita dgn anemia
  4. Pd penderita setelah gastrektomi
  5. Pd org sehat terutama usia tua
Tanda dan gejala
1.      Mual
2.      Sebagian penderita bisa muntah darah
3.      Nyeri epigastrium
4.      Nausea
5.      Muntah dan cegukan
6.      Sakit kepala
Gastritis akut
·          Nyeri epigastrium, mual, kembung   muntah
·         Dpt ditemukan hematemesis dan   melena. Selengkapnya Download disini

KATARAK


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KATARAK

A.  DEFINISI
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di dalam mata, seperti melihat air terjun.
Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis dan katarak senilis ini merupakan proses degeneratif (kemunduran ).  Perubahan yang terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi disamping itu juga menjadi kuning warnanya dan keruh, yang akan mengganggu pembiasan cahaya.
Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi pada umur pertengahan, pada umur 70 tahun sebagian individu telah mengalami perubahan lensa walau mungkin hanya menyebabkan sedikit gangguan penglihatan.

B.     ETIOLOGI

1.       Ketuaan ( Katarak Senilis )
2.       Trauma
3.       Penyakit mata lain ( Uveitis )
4.       Penyakit sistemik (DM)
5.       Defek kongenital ( salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari infeksi virus prenatal, seperti German Measles )

C.     PATOFISIOLOGI

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar.  Lensa mengandung tiga komponen anatomis.  Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yan mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan posterior.  Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan .  Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan poterior nukleus.  Opasitaspada kapsul poterior merupakan bentuk aktarak yang paling bermakna seperti kristal salju. Selengkapnya Download disini

DIARE

 
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DIARE

I.        Pengertian

            Diare adalah keadaan kekerapan dan keenceran buang air besar dimana frekuensinya lebih dari tiga kaliper hari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram.

II. Etiologi

A.     Faktor Infeksi

1.      Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
2.      Infeksi bakteri : Vibrio coma, Ecserchia coli, Salmonella, Shigella, Compilobacter, Yersenia dan Acromonas.
3.      Infeksi virus : Entero virus (Virus echo, Coxechasi dan Poliomyelitis), Adeno virus, Rota virus dan Astrovirus.
4.      Infeksi parasit : Cacing, protozoa dan jamur.
5.      Infeksi parental, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti Otitis Media Akut, Tonsilopharingitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak dibawah 2 tahun.

B.     Bukan faktor infeksi

1.      Alergi makanan : susu dan protein.
2.      Gangguan metabolik atau malabsorbsi.
3.      Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan.
4.      Obat-obatan seperti antibiotik.
5.      Penyakit usus seperti Colitis ulserative, crohn disease dan enterocolitis.
6.      Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.
7.      Obstruksi usus.
III. Patofisiologi
       A. Gangguan osmotik
                  Makanan atau zat yang tidak dapat diserap menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, hal ini menyebabkan isi rongga usus berlebihan sehingga merangsang usus mengeluarkannya (diare).

       B. Gangguan sekresi
Toxin pada dinding usus meningkatkan sekresi air dan lektrolit kedalam usus, peningkatan isi rongga usus merangsang usus untuk mengeluarkannya.

      C. Gangguan motalitas usus
Hyperperistaltik menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan. Atau peristaltik yang menurun menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan menyebabkan peradangan pada rongga usus sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat hal ini menyebabkan absorsi rongga usus menurun sehingga terjadilah diare. Selengkapnya Download disini

HERNIA INGUINALIS

 HERNIA INGUINALIS

A.    Pengertian
Hernia adalah prostrusi dari organ melalui lubang defektif yang didapat atau kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ.
Istilah hernia berasal dari bahasa Yunani “ERNOS” yang berarti penonjolan.

B.     Macam – macam hernia.
Ditinjau dari letaknya, hernia dibagi menjadi 2 golongan :
1.      Hernia eksterna.
Hernia yang tonjolannya tampak dari luar yaitu hernia inguinalis lateralis (indirek), hernia inguinalis medialias (direk), hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia supra umbilikalis, hernia sikatrikalis, dan lain – lain.
2.      Hernia interna
Hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar, yaitu hernia obturatorika, hernia diafragmatika, hernia foramen Winslowi dan hernia ligamen treitz.
Hernia inguinalis lateralis  inakserata merupakan hernia yang sering atau paling banyak didapat terutama pada laki – laki, dengan bentuknya bulat lonjong. Disebut inkaserata karena hernia yang isi kantongnya tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai gangguan passage dan atau vaskularisasi.

C.     Penyebab.
Penyebab terjadinya hernia ada dua yaitu :
1.      Kongenital
Terjadi sejak lahir.
2.      Didapat (acquired)
Terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan adanya tekanan intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk kronis, konstipasi kronis, gangguan proses kencing (hipertropi prostat, striktur uretra), ascites dan sebagainya. selengkapnya Download disini

PENYAKIT KUSTA


PENYAKIT KUSTA

1.      Pengertian
Penyakit   kusta  adalah  infeksi kronik pada manusia yang disebabkan oleh mycobacterium leprae,  yang merupakan penyakit tropis menular yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia, khususnya di negara-negara sedang berkembang. Selain menimbulkan dampak psikologis penyakit inij uga mengakibatkan dampak sosial dan ekonomi ,yang  disebabkan  oleh  sejenis kuman yang  diberi  nama  Mycobacterium leprae,  dan terutama menyerang syaraf tepi yang dapat  menyebar  ke kulit  dan  juga  jaringan lainnya, seperti  pada  mata,  selaput  lendir saluran pernapasan bagian atas, otot, tulang dan  kelenjar  kelamin.

2.      Patofisiologi
Walaupun  penyebab penyakit ini sudah diketahui pada  tahun  1873  (lebih dari 100 tahun lalu), namun cara  penularannya masih belum diketahui  secara pasti. Teori yang paling banyak  dianut  adalah penularan  melalui kontak/sentuhan yang berlangsung  lama;  namun  berbagai  penelitian  mutakhir mengarah pada   droplet  infection  yaitu penularan melalui selaput lendir pada saluran napas.         Mycobacterium  leprae tidak dapat bergerak sendiri (karena  tidak mempunyai  alat  gerak) dan tidak menghasilkan racun  yang  dapat  merusak  kulit,  sedangkan ukuran fisiknya lebih  besar  daripada  pori-pori  kulit.  Oleh  karena itu,  Mycobacterium  leprae  yang   karena  sesuatu  hal dapat menempel pada kulit kita,  tidak  akan         dapat menembus kulit kalau tidak ada luka pada kulit kita.
        Seandainya  Mycobacterium leprae tersebut dapat  menembus  kulit,   maka  sel-sel  darah  putih yang  merupakan  bagian  dari  sistim   pertahanan tubuh akan segera memakannya. Selengkapnya Download disini

HEPATITIS



HEPATITIS

A.    Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatits A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HVD), Virus Hepatitis E (HVD).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral ( Parenterally Transmitted ) atau disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral ( Enterically Transmitted ) disebut ET-NANBH ( Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990 ). Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH sebagao Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E ( Bradley,1990; Purcell, 1990 ).
Virus delta atau virus Hepatitis D ( HDV ) merupakan suatu partikel virus yang menyebkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
Selengkapnya Download disini

GLAUKOMA


GLAUKOMA


Ø  Pengertian

Glaukoma adalah penyebab utama kebutaan di masyarakat barat. Bila glukoma didiagnosa lebih awal dan ditangani secara benar, maka kebutaan hampir selalu dapat dicegah. Namun pada banyak kasus glaukoma tidak bergejala, sampai sudah terjadi kerusakan ekstensif dan ireversible. Olehnya pemeriksaan rutin dan skrining mempunyai peran penting dalam mendeteksi penyakit ini.
Glaukoma mengenai hampir semua usia namun lebih banyak sesuai bertambahnya usia, mengenai hampir sekitar 2 % orang berusia di atas 35 tahun. Resiko lain adalah diabetes, riwayat glaukoma, riwayat trauma atau pembedahan mata atau kortikosteroid jangka panjang. Istilah glaukoma merujuk pada kelompok penyakit yang berbeda dalam hal patologis, presentase klinis dan penangananya. Biasanya ditandai dengan pengurangan lapang pandang akibat kerusakan saraf optikus. Semakin tinggi tekanan maka semakin cepat tekanan saraf optikus tersebut berlangsung. Peningkatan tekanan saraf optikus akibat perubahan patologis yang menghambat peredaran normal humor aquous. Selengkapnya Download disini

KELAINAN DEFEK JANTUNG


KELAINAN DEFEK JANTUNG

A.  Konsep Dasar
1.  Defenisi

            Kelainan defek merupakan kelainan jantung bawaan yang disebabkan oleh gangguan perkembangan system kardiovaskular atau kelainan susunan jantung yang sudah ada sejak lahir, jadi terjadi pada saat masih embrio.
            Kelainan defek dibagi dua yaitu :
a.       Defek Septum Atrium (DSA)
Adalah kelainan defek yang menjurus ke arah beban volume pada jantung bagian kanan, dimana septuim atrium yang matang terjadi proses embriologi yang rumit  dan struktur tidak sempurna. Bentuk atrial septal defek yang paling umum adalah menetapnya ostium sekundum pada pertengahan septum (80 % kasus); bentuk yang lain adalah ostium primum (terletak di septum bagian bawah) persisten yang dapat disertai dengan kelainan katup mitralis atau bikuspidalis. Bentuk ketifa adalah defek sinus venosus di septum di bagian atas. Keadaan ini sering terjadi anomaly aliran darah sebagioan dari vena pulmonalis ke dalam vena kava superior. Pada ketiga bentuk kasus ini darah yang mengandung oksigen mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan sehingga meningkatkan output dan aliran darah pulmonal.
b.      Defek Septum Ventrikel (DSV)
Adalah kelainan defek yang menjurus kea rah beban volume pada jantung bagian kiri. Atau suatu keadaan yang abnormal, yaitu pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan, dimana sekat atau septum ventrikel tidak terbentuk sempurna. Pada kelainan ini, pada septum interventrikuler terdapat lubang yang persisten akibat kegagalan fusi dari septum aorta menyebabkan darah mengalir dari ventrikel kiri yang tekanannya tinggi ke ventrikel kanan yang tekanannya lebih rendah. Defek besar menyebabkan gagal jantung kiri terjadi lebih awal. Pirau kiri ke kanan derajat sedang tetapi kronis dapat menyebabkan penyakit pembuluh darah paru dan gagal jantung kanan. Banyak defek ventrikel yang menutup spontan pada masa kanak-kanak awal.

2.  Etiologi

            Penyebab terjadinya kealinan defek jantung baik DSA maupun DSV adalah  secara pasti belum diketahui. Akan tetapi terdapat factor predisposisi penyebab terjadinya kelainan defek yaitu Faktor lingkungan : infeksi pada kehamilan (Ibu yang menderita Rubella), ibu hamil dengan alkoholik, usia pada saat hamil lebih dari 40 tahun, ibu yang menderita DM dan obat seperti thalidomide
Selengkapnya Download disini

BPH

BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

I.              Pengertian
Hiperplasia prostat jinak (benign prostatic hyperplasia) adalah pembesaran kelenjar periurethral yang mendesak jaringan prostat keperifer dan menjadi simpai bedah (pseudokapsul). BPH merupakan kelainan kedua tersering yang dijumpai pada lebih dari 50% pria berusia diatas 60 tahun.

II.           Etiologi
Ada beberapa teori yang mengemukakan penyebab terjadinya hipertropi prostat antar lain :
1.      Teori sel Stem ( Isaacs 1984,1987 )
Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel yang mati.Keadaan ini disebut Steady State. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat berproli serasi lebih cepat sehingga terjadi hiperplasia kelenjar penuretral.
2.      Teori Mc Neal ( 1987 )
Menurut Mc Neal pembesaran  prostat jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya sebelah proksimal dan spinater eksternal pada kedua sisi verumen tatum di zona periuretral.
3.      Teori Di Hidro Testosteron ( DHT )
Testosteron yang diohasilkan oleh sel leyding jumlah testosteron yang dihasilkan oleh testis kira-kira 90 % dari seluruh produksi testosteron. Sedang yang 10 % dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Sebagian besar testosteron dalam keadaan terikat dengan protein dalam bentuk serum.
Bendung hormon ( SBH ) sekitar 20 % testosteron berada dalam keadaan bebas dan testosteron bebas inilah yang memegang peranan peranan dalam proses terjadinya pembesaran prostat testosteron  bebas dapat masuk ke dalam sel prostat dengan menembus membran sel ke dalam sitoplasma sel prostat sehingga membentuk DHT heseplar kompleks yang akan mempengaruhi asam RNA yang menyebabkan terjadinya sintyesis protein sehingga dapat terjadi profilikasi sel. Selengkpnya Download disini

BRONCHOPNEUMONEA

I. KONSEP MEDIK
A.      Pengertian
Bronchopneumonea adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran berbecak, teratur dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru (Brunner dan Suddarth, 2001).

B.     Etiologi
1.       Bakteri contohnya : Diplococcus pneumonia, Streptococcus pneumonia.
2.       Virus contohnya : Virus Influenza, Virus Parainfluenza.
3.   Jamur contihnya : Histoplasma cospulatum, Caudida, Kriptococcus dan blastomises.

C.     Patofisiologi
Bakteri, virus ataupun jamur menyerang ventilasi maupun difusi.  Suatu reaksi influenza yang terjadi pada alveoli dan menghasilkan eksudat yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen dan karbondioksida, sel-sel darah putih, neotrofil juga bermigrasi ke alveoli dan memenuhi ruang yang biasanya berisi udara.  Area paru tidak mendapat ventilasi yang cukup karena sekresi edema mukosa dan broncospasme menyebabkan okulusi partial bronki atau alveoli yang mengakibatkan penurunan tekanan oksigen alveoli.  Keadaan demikian mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen sehingga tubuh harus meningkatkan frekuensi ke dalam bernapasnya.
Selengkapnya Download Disini

ALZHEIMER

ALZHEIMER


A. Latar Belakang
Demensia ( demensia senil, sindroma otak kronis ) lebih merupakan gejala dan bukanlah suatu kondisi penyakit yang jelas. Biasanya bersifat progesif dan ireversibel dan bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan. Ditandai dengan penurunan  umum umum fungsi intelektual yang bisa meliputi kehilangan ingatan, kemampuan penalaran abstrak, pertimbangan dan bahasa, terjadi perubahan keperibadian dan kemampuan menjalankan aktifitas hidup sehari-hari semakin memburuk.
Gejala biasanya tidak jelas pada saat awitan dan kemudian berkembang secara perlahan sampai akhirnya menjadi sangat jelas dan mengganggu. Tiga jenis demensia nonreversibel yang paling sering adalah penyakit Alzheimer, demensia multi infark, dan campuran penyakit Alzheimer dan demensia multi infark.
Penyakit Alzheimer adalah suatu penyakit progesif yang ditandai oleh kematian luas neuron-neuron otak terutama didaerah otak yang disebut nukleus basalis. Saraf-saraf dari daerah ini biasanya berproyeksi melalui kemusfer serebrum ke daerah-daerah otak yang bertanggung jawab untuk ingatan dan pengenalan. Saraf-saraf ini mengeluarkan asetikolin, yang penting peranannya dalam membentuk ingatan jangka pendek di tingkat biokimiawi.
Penyakit Alzheimer kadang disebut sebagai demensia degeneratif primer atau demensia senil jenis Alzheimer, dibandingkanmerekan yang meninggal akibat sebab-sebab lain, pada otak pasien yang meninggal akibat penyakit Alzheimer terjadi penurunan sampai 90% kadar enzim yang berperan dalam pembentukan asetikolin, kolin asetiltransferase. Dengan demikian, dengan tidak adanya asetilkolin paling tidak ikut berperan menyebabkan  penyakit Alzheimer seperti : mudah lupa dan mengalami penurunan fungsi kognitif. Pada para pengiap penyakit ini, neurotransmitter lain juga tampaknya berkurang.
Penyakit Alzheimer biasanya timbul pada usia setelah 65 tahun dan menimbulkan demensia senilis. Namun penyakit ini dapat muncul lebih dini dan me­nyebabkan demensia prasenilis. Tampaknya terdapat predisposisi genetik untuk penyakit ini, terutama pada penyakit awitan dini. Pada 1% sampai 10% kasus, biasanya diderita 0 % bayi, angka prevalensi berhubungan erat dengan usia. Bagi individu diatas 65 tahun penderita dapat mencapai 10%, sedang usia 85 tahun angka ini meningkat mencapai 47,2%. Dengan meningkatnya populasi lansia, maka penyakit Alzheimer menjadi penyakit yang bertambah banyak.
Sampai sekarang belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya penyakit ini, tetapi ada 3 teori utama mengenai penyebabnya : virus lambat, proses otoimun, dan keracunan aluminium. Akhir-akhir ini teori yang paling populer (meskipun belum terbukti) adalah yang berkaitan dengan virus lambat. Virus-virus ini mempunya masa intubasi 2 – 30 tahun; sehingga transmisinya sulit dibuktikan. Teori otoimun berdasarkan pada adanya peningkatan kadar antibodi-antibodi reaksi terhadap otak pada penderita penyakit Alzheimer. Teori keracunan aluminium menyatakan bahwa karena aluminium bersifat neuro toksik, maka dapat menyebabkan perubahan neurofibrilar pada otak. Deposit aluminium telah di identifikasi menyertai penyakit ini berbeda dengan yang terlihat pada kercunan aluminium.
Selengkapnya Download Disini