Epidural Hematoma (EDH)
1.
Definisi
Epidural Hematoma (EDH)
adalah pengumpulan darah di antara tulang tengkorak dengan lapisan meningens pada durameter, akibat robeknya
pembuluh darah atau cabang-cabang arteri meningens media yang tedapat di durameter. Insiden epidural hematoma bervariasi sekitar 85% pada kasus akibat fraktur linier tulang
tengkorak, 89% pada kasus akibat robeknya pembuluh darah arteri/vena yang
terdapat pada durameter, dan 2-9% pada pasien cedera kepala berat.
Setelah cedera kepala,
darah berkumpul di dalam ruang epidural (ekstradural) diantara tengkorak dan
dura. Keadaan ini sering diakibatkan dari fraktur tulang tengkorak yang
menyebabkan arteri meningeal putus atau rusak (laserasi), di mana arteri ini
berada di antara dura dan tengkorak daerah inferior menuju bagian tipis tulang
temporal; hemoragi karena arteri ini menyebabkan penekanan pada otak
2.
Patogenesis
Hematoma pada epidural penyebabnya
karena perdarahan akibat :
a.
Robeknya arteri meningens media.
b.
Robeknya sinus venosis
durameter
c.
Fraktur linear tulang tengkorak.
Perdarahan epidural
terjadi karena robekan pembuluh darah atau cabang-cabang arteri meningen media yang terdapat di durameter, akibat fraktur linear tengkorak di
daerah temporal, sehingga menyebabkan kumpulan darah (hematoma) diantara
durameter dan tulang tengkorak,
hematoma ini akan membesar dan menekan jaringan otak ke sisi yang
berlawanan, sehingga dapat menimbulkan tanda-tanda neurologis seperti
nyeri kepala hebat dan bisa sampai menyebabkan kesadaran menurun (terdapat saraf nuklei dan saraf kranial III yang
disebut okulomotorius), akibat dari tekanan ini pula dapat menyebabkan dilatasi
pupil, dan lama kelamaan akan terjadi kerusakan
batang otak yang dapat berakibat fatal bila tidak mendapatkan pertolongan dalam
24 jam.
Faktor lain yang turut menentukan timbulnya EDH ialah erat tidaknya
perlekatan durameter pada tulang tengkorak. Perlekatan durameter paling lemah
pada daerah temporal. Jika terjadi perdarahan vena dalam ruang epidural akan
menyebabkan penumpukan darah terbatas dan tidak membesar karena tekanannya
tidak cukup untuk melepaskan perlekatan durameter pada tulang tengkorak.
Sebaliknya jika yang mengalami robekan adalah arteri, yang tekanannya jauh
lebih tinggi akibat mekanisme pompa, maka darah yang keluar mudah melepaskan
perlekatan durameter ini sehingga hematoma akan membesar.
3.
Manifestasi Klinis
Gejala ditimbulkan oleh hematoma luas, disebabkan oleh perluasan
hematoma. Biasanya terlihat adanya kehilangan kesadaran sebentar pada saat
cedera, diikuti dengan pemulihan yang nyata secara perlahan-lahan (interval
yang jelas).
Gejala berupa kehilangan kesadaran sementara pada waktu trauma,
gangguan kesadaran ini membaik tanpa kelainan neurologik,
kemudian terjadi gangguan kesadaran yang kedua (lusid interval) dengan didahului sakit kepala hebat bisa segera
timbul tetapi bisa juga baru muncul beberapa jam kemudian. Sakit kepala kadang menghilang, tetapi
beberapa jam kemudian muncul lagi dan lebih parah dari sebelumnya. Selanjutnya
bisa terjadi peningkatan kebingungan, rasa ngantuk, dilatasi pupil, bila keadaan berlanjut tanpa tindakan akan timbul pernapasan Chenyne Stokes, kelumpuhan, pingsan dan
koma.