BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu stategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan “
Indonesia Sehat 2010 “ adalah menerapkan pembangunan berwawasan
kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai
kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan
perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan mengacu kepada
konsep “ Paradigma Sehat “ yaitu pembangunan kesehtaan yang memberikan
prioritas utama pada perlayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit ( preventif ) dibandingkan dengan upaya pelayanan
perngobatan ( kuratif ) dan pemulihan ( rehabilitative ) secara
menyeluruh dan terpadu sertta berkesinambungan ( Depkes RI, 2005 ).
Selaras untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010 secara umum dan Visi
Kalimantan Selatan Sehat 2010 secara khusus adalah dengan melaksanakan
salah satu Misi Program Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Selatan
yaitu Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan, Mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, Memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, Memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menigkatkan
pelayanan kesehatan adalah melaksanakan kegiatan posyandu.
Posyandu merupakan kegiatan rutin bulanan yang bertujuan untuk memantau
peertumbuhan berat badan anak balita dengan menggunakan kartu menuju
sehat ( KMS ) ; memberikan konseling gizi ; memberikan pelyanan
kesehatan dasar ( imunisasi dan penanggulangan diare ). Dengan
diadakannya posyandu setiap bulan maka dapat dipantau pertumbuhan dan
perkembangan kesehatan balita setempat sehingga diharapkan kesehatannya
terpantau dan terpelihara agar menjadi sumber daya manusia yang sehat
dan berkualitas serta mencegah sedini mungkin terjadinya gizi
kurang/buruk.
( Sutadi Heri, 2007 ).
Pentingnya pertumbuhan pada anak balita mendorong pemerintah melakukan
integrasi penimbangan rutin kedalam kegiatan posyandu bersama program
lain. Fakta menunjukkan keaktifan masyarakat dalam melakukan monitoring
pertumbuhan anaknya diposyandu semakin hari semakin menurun.
Dari penjajakan awal pada tanggal 7 September 2009 posyandu bulan Juli
jumlah Balita hadir sebanyak 25 Balita (22,7%) dari 110 Balita yang ada,
bulan Agustus 37 Balita (41%) yang hadir dari 90 jumlah Balita yang
ada, sedangkan bulan September sebanyak 25 Balita (27%) dari 90 Balita
yang ada dan terdapat 6 orang balita ( 0,04% ) BGM ( bawah garis merah
). Sedangkan dari studi pendahuluan yang dilakukan penulis dengan
observasi hanya 26 orang (21,3%) balita saja yang dibawa ibunya
keposyandu
Dari 90 orang balita yang ada didesa pariok kecamatan candi laras utara.
Masalah tersebut disebabkan oleh banyak faktor seperti tingkat
pengetahuan ibu balita yang kurang dalam merawat balitanya dikarenakan
kurang memanfaakan kegiatan posyandu. Sangat pentingnya perawatan balita
yaitu dengan melakukan penimbangan dan konsultasi kesehatan serta
pemanfaatan posyandu agar diketahui adanya kelainan atau penyakit sedini
mungkin.
Adanya Balita BGM dan kurangnya junlah kunjungan ibu balita dalam
posyandu mungkin disebabkan ketidaktahuan ibu balita dalam merawat
balitanya serta kurang memahami manfaat posyandu, padahal dari
pengetahuan seseorang akan dapat diketahui bagaimana dengan pengetahuan
yang dimiliki ia bisa mencegah tidak terjadinya Balita BGM ataupun
kematian balita, karean dari pengetahuan yang baik akan menghasilkan
sikap dan tindakan yang baik pula.
Selengkapnya : DOWNLOAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar