BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat
sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan
salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.
Hal tersebut sejalan dengan tujuan sistem kesehatan nasional yaitu
tercapainya kemampuan hidup sehat, melalui upaya perbaikan dan
peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit baik rumah sakit pemerintah
maupun swasta. Mutu pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas
pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra
institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat (Aditama, 2004: 45).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan
penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu
dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus-menerus melibatkan diri
dalam program pengendalian mutu di rumah sakit (Achir Yani, 2007: 1).
Hasil beberapa survei menunjukkan bahwa kepuasan pasien banyak
dipengaruhi secara langsung oleh mutu pelayanan yang diberikan rumah
sakit terutama yang berhubungan dengan fasilitas rumah sakit, proses
pelayanan dan sumber daya yang bekerja di rumah sakit. Suryawati, dkk.
(2008: 2) mengatakan bahwa sebagian besar keluhan pasien dalam suatu
survei kepuasan menyangkut tentang keberadaan petugas yang tidak
profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan diantaranya masih
terdengar keluhan akan petugas yang tidak ramah dan acuh terhadap
keluhan pasiennya. Selain itu juga masih sering terdengar tentang
sulitnya meminta informasi dari tenaga kesehatan terutama dokter dan
perawat, sulitnya untuk berkomunikasi dua arah dengan dokter, dan lain
sebagainya yang mencerminkan betapa lemahnya posisi pasien sebagai
penerima jasa pelayanan kesehatan.
Penelitian Pardani di rumah sakit Pemerintah kelas A di Surabaya tahun
2001, dengan menggunakan 100 orang pasien rawat inap menunjukkan bahwa
50% mengatakan puas terhadap pelaksanaan asuhan keperwatan; 25% cukup
puas 25% dan tidak puas sebesar 25%. Penelitian Wirawan tahun 2000
tentang tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap asuhan keperawatan
di sebuah rumah sakit di Jawa Timur juga menunjukkan hanya 17% dari
seluruh pasien rawat inap yang mengatakan puas terhadap asuhan
keperawatan, sedangkan 83% menyatakan tidak puas. Penelitian tersebut
juga memberikan informasi bahwa keluhan utama pasien terhadap pelayanan
keperawatan adalah kurangnya komunikasi perawat (80%), kurang perhatian
(66,7%) dan kurang ramah (33,3%).
Kemudian penelitian Damayanti tentang harapan dan kepuasan pasien di
sebuah rumah sakit pemerintah di Surabaya pada tahun 2000 yaitu
dengan mengambil sampel 48 responden di UPF interna dan Paviliun
menunjukkan bahwa pasien lebih mengharapkan kesabaran dan perhatian dari
kinerja tenaga keperawatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 41%
responden mengatakan kurang puas dengan pelayanan rumah sakit dan
sebanyak 59% sisanya menyatakan puas. Khusus terhadap kinerja perawat,
keluhan terbesar adalah perawat jarang menengok pasien bila tidak
diminta dan bila dipanggil tidak segera datang (perawat datang sekitar
10 menit).
Hasil beberapa survey dan riset tersebut menunjukkan kondisi
ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Hal itu terjadi
nampaknya karena dinamika tuntutan pasien yang demikian cepat berubah
namun tidak diimbangi dengan kecepatan perubahan pola kerja dan tindakan
perawat. Perawat lebih banyak berfokus pada kinerja medik atau teknik
keperawatan (pelaksanaan fungsi dependen atau fungsi pelimpahan dari
dokter) padahal pasien nampaknya justru mengharapkan kinerja perawat
sesuai normatifnya yaitu lebih berfokus pada aspek yang berkaitan dengan
dimensi non teknik keperawatan (pelaksanaan fungsi independent).
Nightingale dalam Potter dan Perry, (2001) merumuskan bahwa sebagai
fokus dari nursing care adalah lingkungan, dimana perawat harus lebih
berorientasi pada pemberian ketenangan, kenyamanan dan nutrisi yang
memadai kepada pasien bukan pada proses penyakitnya atau pada
pengobatannya.
Selengkapnya : DOWNLOAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar