Jumat, 18 Maret 2011

Seni Berargumentasi

Untuk berargumentasi yang pertama dilakukan adalah menyiapkan diri untuk menang.

MENGAPA BERARGUMENTASI?

1. Penghambat: Saya tidak suka berargumentasi dan saya tidak menyukai orang yang berargumentasi. Jadi mengapa tidak berusaha untuk rukun? Di samping itu, ketika saya berargumentasi, saya selalu kalah.

Kunci: Kita hanya perlu memberi izin pada diri kita sendiri. Kita hanya perlu untuk membuka pintu-pintu kita.

2. Penghambat: Saya takut untuk berargumentasi. Berargumentasi hanya menimbulkan masalah.

Kunci: Rasa takut adalah sekutu kita. Rasa takut meyakinkan kita. Rasa takut adalah energy yang dapat diubah menjadi kekuasaan-kekuasaan kita.

3. Penghambat: Walaupun demikian, mengapa berargumentasi? Mengapa harus mengalami rasa takut itu? Mengapa mesti mengambil resiko untuk kalah?

Kunci: Seni berargumentasi adalah seni kehidupan. Kita berargumentasi karena kita harus melakukannya, karena hidup menuntutnya, karena pada akhirnya, hidup itu sendiri adalah sebuah argumentasi.

4. Penghambat: Jika saya dapat menjadi ahli pidato yang hebat, setidaknya seperti seorang pendeta, sekurang-kurangnya seperti tetangga sebelah saya yang dapat memperoleh apa yang diinginkannya dengan berbicara…tetapi sayangnya, saya tidak mempunyai bakat untuk berargumentasi.

Kunci: Anda mempunya kekuatan dalam diri Anda sendiri yang tidak seorang pun dapat menandinginya.

5. Penghambat: Mengapa orang harus mendengarkan saya?

Kunci: Anda adalah otoritas Anda sendiri. Itu sudah cukup.

6. Penghambat: Akan tetapi, jika saya adalah otoritas diri saya sendiri, bukankah mereka adalah otoritas diri mereka sendiri juga? Bagaimana saya dapat menang?

Kunci: Sebuah argumentasi yang menang hanya terjadi kalau, dengan berbicara dari otoritas kita, kita menyapa otoritas orang lain.

KAPAN BERARGUMENTASI?

Penghambat: Jika saya berargumentasi, saya ingin menang.

Kunci: Akan tetapi pertama-tama, apakah kemenangan itu?

Apakah kemenangan adalah ketika kita memaksa orang lain untuk meletakkan senjata-senjata emosional dan intelektualnya dan menyerah kalah? Apakah kita mencapai kemenangan ketika orang lain berteriak “Anda menang! Saya yang salah!” Apakah kita membayangkan kemenangan ketika orang lain mengibarkan bendera putih tanda penyerahan?

Kemenangan adalah memperoleh apa yang kita inginkan, yang sering kali mencakup upaya menolong orang lain untuk memperoleh apa yang mereka inginkan. Kemenangan dapat memajukan sebuah maksud yang adil. Ia juga dapat menolong orang-orang tak dikenal. Ia bisa menemukan kebenaran. Kemenangan dapat menolong orang yang kita kasihi untuk berhasil, seorang anak untuk bertumbuh, seorang musuh yang melihat kita dari sudut pandang yang baru.

Untuk menang, belajar mengetahui kapan berargumentasi adalah sama pentingnya dengan belajar bagaimana cara berargumentasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar